Musirawas-Stunting merupakan permasalahan gizi kronis pada anak di Indonesia, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan anak dalam jangka waktu lama. Faktor penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu lama, paparan infeksi yang berulang, serta kurangnya stimulasi.
Untuk itu pemerintah telah melakukan langkah penanganan yang salah satunya adalah melaksanakan rembuk stunting.
Fokus utama rembuk stunting bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang dan perawatan sang anak dari usia kehamilan hingga diusia pertumbuhannya.
Demikian disampaikan perwakilan UPT Puskesmas STL.Ulu Kabupaten Musirawas, Renita, pada acara rembuk Stunting di desa Sumber karya di Balai Desa, Kamis (13/11/2024).
Renita menyebutkan sejumlah faktor penyebab terjadinya stunting, seperti gizi buruk, sanitasi buruk, akses air bersih terbatas, pola asuh anak yang salah dan faktor sosial ekonomi lainnya serta kurangnya pengetahuan kaum ibu tentang cara merawat anak terutama terkait pemberian asupan gizi.
Karena itu diperlukan sejumlah langkah penanganan diantaranya pemberian makanan tambahan, penyuluhan gizi, perbaikan sanitasi, dan peningkatan akses layanan kesehatan, dan lainya.
Sejauh ini lanjut Renita, Puskesmas STL Ulu telah melakukan sejumlah upaya penanganan. Seperti intervensi gizi yakni pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada usia balita termasuk ibu hamil, pemberian tablet tambah darah, juga Pemantauan pertumbuhan.
Lebih lanjut Renita menjelaskan, stunting bukanlah permasalahan yang sulit dicegah, asalkan orang tua terutama kaum ibu memiliki pengetahuan tentangnya. Ia kemudian menyebutkan tentang cara pencegahan stunting.
"Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh orang tua terutama para ibu di dalam pencegahan stunting, yakni memberi ASI ekslusif, perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih," sebutnya.
Dijelaskannya, ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sejak lahir hingga berusia 6 bulan tanpa digantikan oleh makanan atau minuman lain, kecuali obat dan vitamin dalam bentuk sirup. Cara ini dilakukan bermanfaat bagi kesehatan bayi, memenuhi kebutuhan nutrisi, membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal,"sebut Renita.
Mengenai pola makan atau pola asuh, ia mengatakan, polah asuh berperan besar dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagi sang buah hati. "Kesalahan dalam pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting,"katanya.
Oleh itu orang tua terutama kaum ibu perlu memperhatikan dan mengetahui pola asuh atau pola makan dengan sebaik mungkin. Pola ini jika dilakukan dengan cara yang baik dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang kekurangan asupan nutrisi, seperti pemberian ASI.
Pemberian air susu ibu yang dilakukan dengan baik akan memberi dampak positif bagi sang bayi ketika menerima asupan ASI. Karena itu bagi seorang ibu penting diperhatikan kondisi badan dan waktu menyusui.
"Berikan ASI saat ibu dalam kondisi badan yang bersih dan suasana nyaman, sebaiknya hindari memberi ASI saat ibu dalam kondisi tidak nyaman atau tubuh dalam keadaan kotor,"saran Retina menutup penjelasannya. (Fazn)
Posting Komentar